Hico-Scan Kontainer Dinilai Vital Deteksi Kargo Terkontaminasi Radiasi Cs-137 di Pelabuhan

BERITAPROGRAM KESEHATAN

11/28/2025

Pemeriksaan menyeluruh melalui alat pemindai peti kemas atau Hico-Scan Kontainer di pelabuhan dinilai semakin krusial untuk mendeteksi masuknya barang impor yang diduga terpapar radiasi Radionuklida Cesium 137 (Cs-137).

Ketua Umum BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), Capt. Subandi, menegaskan pentingnya keberadaan perangkat tersebut.
“Keberadaan Hico-Scan itu penting agar bisa mendeteksi barang yang diduga terpapar radiasi Cs-137,” ujar Subandi kepada Logistiknews.id saat dimintai tanggapan terkait temuan kontainer yang terindikasi terkontaminasi di Pelabuhan Tanjung Priok, baru-baru ini.

Penerapan Hico-Scan di Tanjung Priok

Berdasarkan catatan Logistiknews.id, penggunaan Hico-Scan di Pelabuhan Tanjung Priok—pelabuhan tersibuk di Indonesia—telah diterapkan di seluruh terminal peti kemas yang melayani arus ekspor-impor. Terminal-terminal tersebut meliputi:

  • Jakarta International Container Terminal (JICT)

  • Terminal Peti Kemas (TPK) Koja

  • New Priok Container Terminal One (NPCT-1)

  • Terminal 3 Priok IPC TPK

  • Terminal Mustika Alam Lestari (T-MAL)

Di JICT, NPCT-1, dan TPK Koja, sistem Hico-Scan telah dioperasikan sejak beberapa waktu lalu. Sementara itu, Terminal 3 Priok IPC TPK dan T-MAL baru melaksanakan sosialisasi pengoperasian pada Selasa, 25 November 2025, kepada pelaku usaha serta asosiasi terkait di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok.

Temuan 8 Kontainer Terpapar Cs-137

Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 kembali menemukan kargo berbahaya yang masuk ke Indonesia.

Sebanyak delapan kontainer berisi zinc powder terbukti terkontaminasi Cs-137 saat diperiksa di Pelabuhan Tanjung Priok pada 14 November 2025. Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, menyampaikan bahwa seluruh kontainer berasal dari Angola, Afrika.

“Ada informasi bahwa pada 14 November 2025, otoritas Pelabuhan Tanjung Priok berhasil menghentikan delapan kontainer berisi zinc powder yang terbukti terkontaminasi Cs-137,” ujar Bara dalam konferensi pers di gedung Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, awal pekan ini.

Saat ini, kedelapan kontainer tersebut ditahan oleh otoritas pelabuhan sambil menunggu penyelesaian administrasi untuk dilakukan re-ekspor ke negara asal.

Arus Peti Kemas Internasional Tanjung Priok

Selama periode Januari–September 2025, realisasi arus peti kemas internasional (ekspor impor) di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 4.075.521 TEUs. Rinciannya:

  • JICT: 1.603.253 TEUs

  • NPCT-1: 1.155.159 TEUs

  • TPK Koja: 777.134 TEUs

  • Terminal 3 Priok (IPC TPK): 305.880 TEUs

  • T-MAL: 228.095 TEUs

Capaian tersebut meningkat 6,3% dibanding periode yang sama tahun 2024 yang berjumlah 3.853.951 TEUs. Adapun arus internasional Januari–September 2024 tercatat sebagai berikut:

  • JICT: 1.655.723 TEUs

  • NPCT-1: 965.687 TEUs

  • TPK Koja: 765.434 TEUs

  • Terminal 3 Priok (IPC-TPK): 251.085 TEUs

  • T-MAL: 216.122 TEUs

(Sumber informasi: dikutip dari LOGISTIKNEWS.ID)